www.cahayaberita.id – Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Piek Budyakto mengungkapkan berita duka yang mencengangkan, yaitu penetapan 20 orang tersangka dalam kasus penganiayaan yang berujung pada kematian Prada Lucky Saputra Namo. Pernyataan ini disampaikan saat kunjungan ke rumah orang tua almarhum di asrama tentara Kuanino, Kota Kupang, menunjukkan kepedulian institusi terhadap kejadian tragis tersebut.
Proses hukum sudah dimulai, dan semua tersangka saat ini dalam tahanan. Pangdam menyoroti bahwa investigasi tidak hanya dilakukan oleh Detasemen Polisi Militer (Denpom), melainkan juga melibatkan pihak Kodam Udayana untuk mempercepat pengungkapan kasus ini.
Dengan nada penuh penyesalan, Pangdam mengakui hilangnya prajurit muda merupakan kehilangan yang sangat berarti bagi institusi TNI. Dia berjanji akan menindak tegas semua yang terlibat sesuai dengan prosedur yang berlaku, demi keadilan almarhum dan keluarga.
Penegakan Hukum dalam Kasus Penganiayaan
Pangdam menjelaskan bahwa 20 tersangka yang ditahan mencakup berbagai kalangan, termasuk seorang perwira. Pengakuan ini menunjukkan bahwa kasus ini melibatkan elemen yang lebih tinggi dalam struktur militer, menimbulkan banyak pertanyaan di kalangan publik.
Dia menambahkan bahwa proses pemeriksaan masih berlanjut dan semua pihak yang terlibat akan diperiksa secara menyeluruh. Tindakan disipliner akan diambil dengan mengacu pada mekanisme dan prosedur yang ada, untuk memastikan bahwa keadilan ditegakkan.
Harapan masyarakat juga menjadi fokus utama Pangdam, yang berjanji akan menginformasikan perkembangan kasus ini kepada pimpinan di Mabes TNI. Langkah ini diambil agar penanganan kasus penganiayaan ini tidak dianggap sepele dan ditangani dengan serius pada tingkat yang lebih tinggi.
Empati Terhadap Keluarga Almarhum
Saat mengunjungi rumah orang tua Prada Lucky Saputra Namo, Pangdam menunjukkan empati yang mendalam. Momen haru terlihat ketika ia memeluk ayah almarhum, mengungkapkan rasa duka yang mendalam atas kehilangan tersebut.
Ibunda Prada Lucky, Sepriana Paulina Mirpey, menyampaikan harapannya agar semua pelaku mendapatkan hukuman setimpal. Dalam suasana penuh emosi, ia meminta agar tidak ada lagi fitnah yang dialamatkan kepada anaknya, menegaskan bahwa kematiannya bukan karena kesalahan prajurit di medan perang, tetapi ulah oknum yang tidak bertanggung jawab.
Meskipun duka menggelayuti keluarga, mereka tetap ingin menemukan titik terang atas kejadian menyedihkan ini. Harapan untuk keadilan dan sinergi antara institusi militer dan masyarakat menjadi sangat penting dalam konteks ini.
Pentingnya Transparansi dalam Penanganan Kasus
Transparansi dalam proses hukum sangat krusial agar masyarakat percaya bahwa keadilan dapat ditegakkan. Pangdam menyarankan agar segala informasi terkait perkembangan kasus disampaikan secara terbuka, menghindari spekulasi yang dapat menambah kepedihan dan kebingungan.
Dia juga menggarisbawahi pentingnya komunikasi yang baik antara TNI dan masyarakat sekitar. Keterlibatan publik dalam proses hukum dapat membawa dampak positif, baik dalam pemberantasan kasus-kasus serupa maupun membangun kembali kepercayaan terhadap institusi.
Dalam diskusi lebih lanjut, Pangdam menekankan bahwa penegakan hukum harus menjadi prioritas utama. Melalui penanganan yang adil dan transparan, diharapkan masyarakat dapat memahami serta mendukung proses yang sedang berlangsung.