www.cahayaberita.id – Keberanian seorang ibu dalam menghadapi ujian hidup bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang. Dalam kisah ini, Sepriana Paulina Mirpey harus menghadapi kenyataan pahit setelah kehilangan anaknya, Prada Lucky Namo, dalam sebuah insiden tragis di barak TNI.
Prada Lucky, seorang prajurit muda, mengalami perlakuan semena-mena dari rekan-rekannya. Paulina menceritakan dengan penuh kesedihan bagaimana anaknya mengalami penganiayaan, yang berujung pada kondisinya yang kritis.
Saat ditemui menjelang pemakaman, Paulina mengungkapkan detail menyayat hati. Dia berujar bahwa anaknya pernah dipukul dan dicambuk, tindakan yang sangat mencederai nilai kemanusiaan.
Momen Tragis Dalam Kehidupan Sepriana Paulina Mirpey
Perjalanan hidup Prada Lucky sangat menginspirasi, tetapi juga dipenuhi dengan tantangan. Sejak bergabung dengan barak TNI di Nagekeo, dia rutin mengabari ibunya tentang hidupnya sehari-hari.
Namun, kebahagiaan itu berujung pada ketidakpastian ketika Paulina tidak mendengar kabar dari anaknya selama dua hari. Kekhawatiran mulai menyelimuti hati seorang ibu yang peduli.
Saat Paulina tiba di Nagekeo, realita yang dihadapinya adalah hal yang sangat menyakitkan. Dia menemukan anaknya dalam keadaan koma, terluka parah akibat tindakan rekan-rekannya.
Dampak Psikologis dan Fisik Akibat Penganiayaan
Penganiayaan yang dialami Prada Lucky bukan hanya menyakitkan secara fisik, tetapi juga berdampak mental. Kehidupan seorang prajurit seharusnya penuh dengan rasa saling menghormati dan camaraderie, namun hal ini tidak terjadi pada Prada Lucky.
Dia harus menerima perlakuan yang bertolak belakang dengan nilai-nilai yang seharusnya dipegang oleh setiap prajurit. Hal ini menyebabkan trauma tidak hanya bagi Prada Lucky, tetapi juga bagi keluarganya, terutama ibunya.
Dalam keadaan kritis, Prada Lucky dirawat di RSUD Aeramo. Selama masa perawatan, harapan untuk melihatnya pulih semakin menipis. Keterpurukan tersebut memberikan beban psikologis yang sangat besar pada Paulina.
Panggilan untuk Keadilan dan Tindakan
Paulina, dalam proses berduka, merasa ada tanggung jawab moral untuk menuntut keadilan bagi anaknya. Dia menegaskan bahwa para pelaku penganiayaan harus dikenakan sanksi yang sesuai dengan hukum yang berlaku.
Selama ini, tindakan kekerasan di kalangan prajurit tidak dapat dibiarkan begitu saja. Masyarakat dan institusi TNI perlu berkolaborasi untuk menciptakan lingkungan yang aman dan sehat bagi setiap prajurit.
Paulina berharap ada tindakan tegas dari pihak berwenang untuk menghentikan siklus kekerasan yang merusak generasi penerus. Hal ini penting bukan hanya untuk anaknya, tetapi untuk semua prajurit yang berjuang demi negara.
Persiapan Pemakaman dan Kenangan Terakhir
Jenazah Prada Lucky Namo akan dimakamkan di TPU Kapadala, Kota Kupang, pada hari Sabtu yang akan datang. Momen ini tidak hanya sebagai penutup perjalanan hidupnya, tetapi juga sebagai pengingat akan pentingnya keadilan.
Selama pemakaman, keluarga dan teman-teman akan berkumpul untuk memberikan penghormatan terakhir. Kenangan indah dan perjuangan yang telah dijalani Prada Lucky akan tetap hidup dalam ingatan mereka.
Di tengah kesedihan, Paulina dan keluarga berharap kebaikan dapat lahir dari tragedi ini. Mereka ingin agar situasi ini menjadi titik balik untuk melakukan perubahan yang diperlukan dalam lingkungan militer.